Minggu, 18 Juli 2010

INSINYUR



Banyak orang, juga enginer (di negeri ini tentunya) yang berpendapat, bahwa hanya dengan tindakan nyata, maka mereka telah berbuat yang besar. Sehingga memandang rendah para teoritis yang hanya berkutat pada angka-angka dan tulisan. Jika belum berkeringat, belum berpanas-panas dan belum mewujud dalam bentuk fisik maka dianggap belum berkarya.

Bagaimanapun, memang dengan karya nyata, maka duitnyapun nyata adanya. Inilah saya kira tujuan sebagian besar para calon-calon engineer yang sedang menempuh perkuliahan awal. Bahkan ada yang sekolah lagi dengan tujuan agar mendapat pekerjaan yang lebih baik lagi. Selanjutnya jika sudah dapat bekerja dan mempunyai ilmu, maka mereka pikir karena ilmu itulah yang membuat mereka ‘punya’, maka perlu dijaga ketat, sehingga hanya mereka sajalah yang ‘punya’. Konsep seperti ini yang ‘mencegah’ mereka untuk menularkan ke yang lain, apalagi mau mempublikasikan secara tertulis ke khalayak ramai.

Jadi, . . . meskipun jika mau merunut ke belakang, banyak juga insinyur-insinyur besar di Indonesia, yaitu berdasarkan bangunan-bangunan fisik yang ditinggalkannya, seperti Borobudur, Prambanan dsb-nya, tetapi pada kenyataannya ‘apa-apa’ yang ingin dipelajari oleh seorang calon insinyur (di sini ) pada umumnya adalah berasal dari barat.

Kenapa ?

Karena itu tadi, mereka-mereka yang sukses tadi tidak suka meninggalkan tulisan tentang falsafah pengalamannya. Mereka simpan sendiri dengan maksud yang seperti saya ungkapkan di atas. Mungkin itu asumsi negatif, positipnya adalah bahwa mereka memang terbukti dapat berkarya nyata, tetapi tidak mau atau tidak mampu membuat karya tulis.

Untuk memberi bukti tersebut, maka ada baiknya kita membaca biografi insinyur-insinyur besar penentu di bidang rekayasa struktur yang namanya sering kita dengar berdasarkan formula atau metoda-metoda yang dibuatnya.

Dengan mengetahui biografi mereka, siapa tahu anda tertarik untuk menulis juga, dan tidak hanya berfokus pada materi yang sifatnya jangka pendek. Ingat yang membuat mereka dikenang, sehingga ditulis dan dibaca lagi seperti ini adalah berdasarkan publikasi karya tulisnya dan bukan karena kekayaannya.

Karya tulis yang mereka publikasikan ternyata dapat mengubah cara kita berpikir dan akhirnya dapat berpengaruh di dunia nyata (fisik).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar